Halaman.co.id |Tel Aviv — 17 Juni 2025 – Gelombang kepanikan melanda warga Israel setelah situasi keamanan memburuk akibat serangan balasan Iran. Dengan jalur udara yang ditutup dan akses penerbangan internasional terbatas, ratusan warga Israel dilaporkan memilih melarikan diri lewat jalur laut.
Pantauan sejumlah media internasional menyebutkan, pelabuhan-pelabuhan seperti di Herzliya, Haifa, dan Ashkelon mendadak berubah menjadi titik keberangkatan evakuasi informal. Warga berbondong-bondong menaiki kapal pesiar pribadi dan yacht kecil dengan tujuan utama Siprus dan sejumlah negara Eropa.
Harga tiket evakuasi yang ditawarkan operator kapal swasta melonjak tajam, bahkan mencapai 1.600 dolar AS per orang, setara dengan sekitar Rp27 juta. Meski demikian, banyak warga rela membayar mahal demi bisa meninggalkan Israel sementara waktu. Mereka khawatir serangan balasan akan semakin meluas dan memperburuk kondisi keamanan domestik.
Namun, kondisi kapal yang digunakan sebagian besar tidak memenuhi standar keamanan. Laporan dari media setempat menyebutkan beberapa kapal beroperasi tanpa izin resmi dan minim perlengkapan keselamatan.
Seorang warga Tel Aviv yang enggan disebutkan namanya mengaku memilih jalur laut karena tidak ada pilihan lain. “Kami tidak tahu akan berapa lama bandara tutup. Kami harus mencari jalan keluar sendiri,” ujarnya kepada Reuters.
Situasi ini menambah tekanan bagi pemerintah Israel yang sebelumnya mendapat kritik atas lambannya respons terhadap gelombang eksodus warganya, baik di dalam maupun luar negeri. Hingga kini, ribuan warga Israel juga dilaporkan masih tertahan di Siprus dan sejumlah negara tetangga sambil menunggu keputusan evakuasi lanjutan.
Sumber : Reuters