Halaman.co.id |Bandung – Ajang lari yang digelar di Kota Bandung pada akhir pekan lalu menuai polemik usai viralnya aksi pembagian bir gratis kepada peserta. Aksi yang diduga dilakukan oleh salah satu komunitas pelari lokal itu mendapat kecaman dari berbagai pihak, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat.
Kontroversi bermula saat seorang influencer dengan akun Instagram @aishamaharani yang dikenal vokal dalam isu halal, mengunggah video dan foto yang memperlihatkan sejumlah orang membagikan bir dalam gelas plastik. Bahkan, terlihat pula poster bertuliskan “The Beers Getting Warm!” dan beberapa peserta tampak meminumnya.
Insiden ini dinilai bertentangan dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol.
MUI Jabar: Ini Merusak Kesadaran Keagamaan
Sekretaris MUI Jabar, Rafani Achyar, mengecam keras tindakan tersebut. Ia menilai pembagian bir dalam ajang publik sangat tidak etis dan membingungkan umat, meskipun bir yang dibagikan diklaim memiliki kadar alkohol di bawah 20%.
“Bir sudah punya konotasi sebagai minuman keras, jadi tidak boleh. Hal-hal yang bersifat syubhat pun sebaiknya dijauhi,” ujarnya, Rabu (23/7).
Rafani juga mengkritik pelaksanaan lomba yang dimulai menjelang subuh, sehingga berpotensi melalaikan kewajiban salat.
Farhan: Tidak Ada Dampak Besar, Saya Urus Kemacetan
Menanggapi hal ini, Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyatakan pihaknya tidak mengetahui adanya pembagian bir karena saat itu fokus menangani kemacetan akibat acara.
“Saya lihat tidak ada dampak apa-apa sih, dan kita juga nggak tahu bahwa itu bir. Dah lieur (pusing), saya lebih ngurusin macet,” kata Farhan kepada wartawan di Balai Kota, Selasa (22/7).
Ia menambahkan bahwa pemerintah tidak bisa langsung memberi sanksi kepada komunitas yang membagikan bir, namun menyebut mereka telah mendapat “sanksi sosial” dari publik melalui media sosial.
“Kalau urusan komunitas, selesaikan secara komunitas. Tapi viralnya juga baru dua hari setelah acara. Kalau kita lihat dampaknya sih terjaga,” ucapnya.
Farhan juga mengaku akan melakukan evaluasi menyusul padatnya warga yang sudah memadati Jalan Ahmad Yani sejak pukul 04.30 WIB.
Komunitas Pelari Minta Maaf
Komunitas pelari @freerunners_bdg, yang disebut sebagai pihak yang membagikan bir, telah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Mereka menyatakan bahwa bir hanya dibagikan kepada yang ingin, tanpa paksaan.
“Kami berkomitmen melakukan perbaikan ke depan, agar seluruh kegiatan berlangsung relevan, inklusif, dan sesuai norma serta budaya masyarakat,” tulis mereka di media sosial.
MUI Jabar meminta agar penyelenggara acara dan pemerintah kota lebih selektif dalam mengawasi setiap unsur dalam event publik. Menurut Rafani, insiden ini bisa merusak tatanan nilai dan kesadaran keagamaan di masyarakat, terutama di wilayah yang dikenal religius seperti Bandung dan Jawa Barat.