Halaman.co.id |Washington — Presiden Amerika Serikat Donald J. Trump secara resmi mengumumkan tercapainya perjanjian perdagangan bilateral dengan Indonesia yang disebutnya sebagai “kemenangan besar” bagi produsen dan industri dalam negeri AS. Pernyataan ini disampaikan Trump melalui unggahan di platform media sosialnya, Truth Social, pada Selasa malam waktu setempat.
“Merupakan suatu kehormatan besar bagi saya untuk mengumumkan Perjanjian Perdagangan kita dengan Republik Indonesia, yang diwakili oleh Presiden yang sangat terhormat, Prabowo Subianto,” tulis Trump.
Isi Perjanjian: Penghapusan Tarif dan Hambatan Non-Tarif
Berdasarkan Fact Sheet resmi Gedung Putih dan laporan dari Reuters dan Financial Times, perjanjian ini mencakup penghapusan sekitar 99% tarif dan hambatan non-tarif atas produk-produk AS yang masuk ke pasar Indonesia, termasuk produk pertanian, kendaraan, mesin industri, dan teknologi.
Sebagai bagian dari kesepakatan timbal balik, Amerika Serikat juga akan memberlakukan tarif tetap sebesar 19% untuk sebagian besar komoditas ekspor asal Indonesia. Angka ini turun dari ancaman tarif maksimal sebelumnya sebesar 32%.
Peluang Bisnis dan Komitmen Investasi
Kesepakatan tersebut mencakup pembukaan akses pasar baru senilai miliaran dolar, termasuk:
Penjualan pesawat buatan AS senilai US$3,2 miliar,
Produk pertanian seperti gandum, kedelai, dan daging senilai US$4,5 miliar,
Investasi sektor energi hingga US$15 miliar.
Perjanjian ini juga mencakup kesepakatan terkait pengakuan standar keamanan produk AS, sertifikasi FDA, serta penghapusan inspeksi pra-pengapalan yang selama ini memberatkan eksportir AS.
Komitmen Indonesia: Mineral Kritis dan Reformasi Buruh
Pemerintah Indonesia, yang diwakili oleh Presiden Prabowo Subianto, juga berkomitmen untuk:
Mengizinkan ekspor mineral penting dan produk logistik strategis,
Meningkatkan perlindungan tenaga kerja,
Melarang barang yang diproduksi dengan kerja paksa,
Memperkuat komitmen terhadap lingkungan hidup dalam jalur perdagangan.
Respons dan Reaksi Awal
Sejumlah analis menyambut positif kesepakatan ini sebagai langkah berani memperkuat hubungan ekonomi kedua negara, yang sempat stagnan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, beberapa organisasi produsen dalam negeri di Indonesia menyerukan transparansi penuh atas isi perjanjian untuk memastikan tidak ada sektor lokal yang terdampak negatif.
Sementara itu, pihak Kementerian Perdagangan RI belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai perincian kesepakatan dan dampaknya bagi perekonomian nasional.
Sumber: WhiteHousegov, Reuters, Financial Times
