Halaman.co.id |Tel Aviv – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali hadir di Pengadilan Distrik Tel Aviv pada Senin (14/7/2025) untuk memberikan kesaksian dalam sidang lanjutan kasus korupsi yang telah menjeratnya sejak 2019.
Ini merupakan penampilan publik pertamanya di ruang sidang setelah berakhirnya konflik militer antara Israel dan Iran.
Netanyahu, 75 tahun, menghadapi sejumlah dakwaan serius dalam tiga perkara terpisah yang dikenal sebagai Kasus 1000, 2000, dan 4000. Ia dituduh menerima hadiah mewah dari rekan-rekan miliardernya, serta diduga memberikan keuntungan regulasi kepada pemilik media sebagai imbalan atas pemberitaan yang menguntungkan dirinya.
Dalam pernyataannya kepada pengadilan, Netanyahu menegaskan bahwa dirinya tidak bersalah. Ia menyebut proses hukum yang dihadapinya sebagai bagian dari “perburuan politik” untuk menjatuhkannya dari kekuasaan.
“Ini bukan tentang keadilan, tapi tentang politik,” ujar Netanyahu dalam sidang yang dikawal ketat aparat keamanan.
Netanyahu menjadi perdana menteri aktif pertama dalam sejarah Israel yang didakwa secara resmi atas tindak pidana korupsi. Proses hukum terhadapnya dimulai sejak 2020, dengan tahap pembuktian dan kesaksian dimulai pada 2021. Setelah perang besar yang melibatkan Iran beberapa bulan lalu, kehadiran Netanyahu di ruang sidang menjadi sorotan media internasional.
Sidang ini akan terus berlanjut dalam beberapa pekan ke depan, dengan fokus pada kesaksian saksi kunci dan pembelaan dari pihak Netanyahu. Jika terbukti bersalah, konsekuensinya bisa sangat berat, termasuk hukuman penjara dan potensi pengunduran diri dari jabatannya.
Kasus ini tidak hanya menjadi ujian hukum, tetapi juga ujian politik bagi Netanyahu yang masih mempertahankan dukungan dari basis loyalisnya, meskipun tekanan dari oposisi terus meningkat.
Sumber: Reuters







