Halaman.co.id |Teheran, Iran – Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengecam keras tindakan tentara Israel yang menembaki warga sipil Palestina di Jalur Gaza yang tengah berusaha mendapatkan bantuan makanan di titik distribusi. Kecaman itu disampaikan dalam pidatonya yang disiarkan televisi nasional Iran pada Kamis (10/7), menyusul laporan yang menyebut hampir 800 warga tewas sejak akhir Mei saat mencoba mengakses bantuan kemanusiaan.
“Menembak orang-orang yang kelaparan saat mereka berusaha mendapatkan makanan adalah tindakan biadab dan tidak bisa diterima dalam akal sehat maupun kemanusiaan,” tegas Khamenei. Ia menambahkan bahwa tindakan itu menunjukkan apa yang ia sebut sebagai “wajah asli rezim Zionis”.
Khamenei menyebut agresi Israel di Gaza telah melampaui batas dan harus dihentikan segera. Ia juga menyerukan kepada dunia Muslim untuk bersatu dan mendukung rakyat Palestina, termasuk dengan cara mengirimkan bantuan militer ke kelompok perlawanan.
Sementara itu, laporan dari Kantor PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) mengungkap bahwa sejak akhir Mei 2025, sedikitnya 780 warga Gaza tewas ketika mencoba mendapatkan bantuan makanan, terutama di kawasan Rafah dan Gaza utara. Banyak dari mereka tertembak di dekat lokasi distribusi yang dijaga ketat oleh militer Israel.
“Distribusi bantuan yang dikontrol secara militer dan menyebabkan kematian warga sipil adalah pelanggaran terhadap hukum kemanusiaan internasional,” ujar juru bicara OHCHR dalam konferensi pers di Jenewa.
Pemerintah Israel belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden-insiden tersebut. Namun sebelumnya, juru bicara militer Israel menyatakan bahwa pihaknya hanya menargetkan “ancaman potensial” di sekitar lokasi bantuan.
Konflik di Gaza yang telah berlangsung sejak Oktober 2023 kini memasuki fase paling mematikan, dengan blokade yang masih berlangsung, terbatasnya akses terhadap makanan dan obat-obatan, serta meningkatnya jumlah korban sipil.
Kecaman dari Khamenei mempertegas sikap Iran yang konsisten mendukung perlawanan terhadap Israel, dan menambah tekanan diplomatik terhadap Tel Aviv di tengah meningkatnya sorotan internasional terhadap krisis kemanusiaan di Gaza.
Sumber : Reuters, The Guardian