Halaman.co.id |USA – Pemerintah Amerika Serikat secara resmi meminta dukungan dari China dan Rusia untuk menekan Iran agar tidak menutup Selat Hormuz, jalur vital yang mengalirkan hampir 20% perdagangan minyak dunia.
Permintaan ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, usai serangan udara Amerika terhadap sejumlah fasilitas nuklir Iran akhir pekan lalu. Rubio menyebut bahwa penutupan Selat Hormuz akan menjadi tindakan “bunuh diri ekonomi” bagi Teheran dan memicu eskalasi besar yang membahayakan stabilitas global.
“Kami mendesak China, dan negara lain yang memiliki pengaruh terhadap Iran, untuk mengirimkan pesan yang jelas: blokade Selat Hormuz adalah tindakan ekstrem yang akan menimbulkan konsekuensi luas,” ujar Rubio dalam konferensi pers, Minggu waktu Washington.
Sementara itu, parlemen Iran telah mengesahkan rancangan undang-undang simbolik untuk menutup Selat Hormuz, namun keputusan akhir masih berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran. Pemerintah Iran menegaskan bahwa opsi tersebut tetap terbuka sebagai bentuk respons terhadap “agresi AS”.
Langkah Iran tersebut dikhawatirkan akan memicu lonjakan harga minyak global di atas 130 dolar AS per barel dan mengganggu rantai pasok energi dunia. Analis memperingatkan bahwa penutupan selat bukan hanya akan merugikan negara-negara Barat, tetapi juga berdampak besar terhadap ekspor minyak Iran sendiri—khususnya ke pasar utama seperti China dan India.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari Beijing atau Moskow menanggapi permintaan Washington.
Sumber : Reuters