Penulis: Luki Leonaldo, editor halaman.co.id
Halaman.co.id |Depok – Car Free Day, terobosan Wali Kota Depok, Supian Suri memperdekat jarak pemerintah dengan masyarakat. Car Free Day yang telah berlangsung beberapa kali di Jalan Margonda menarik untuk diulas.
Ribuan masyarakat tumpah ruah di Jalan Utama Kota Depok itu sejak pukul 06.00 hingga 09.00 pada tiap Minggu. Animo masyarakat terbilang sangat tinggi karena sepanjang jalan Margonda dipenuhi ribuan orang tersebut.
Pedagang dadakan juga mulai menghiasi Car Frre Day Kota Depok. Beragam kuliner bisa ditemukan disana. Ada Dimsum hingga pegel sayur, hingga minuman jus Mangga Thailand dengan sebutan Thai Mango atau Mango Thai.
Car Free Day, selain menjadi destinasi wisata dan olahraga masyarakat, juga jadi ajang meningkatkan ekonomi, dimana para pedagang kecil memiliki kesempatan besar menjajakkan dagangannya.
Car Free Day juga bersih dari aksi premanisme, meski sempat terdengar pungutan liar yang dilakukan oleh oknum karang taruna setempat, namun kini berhasil terselesaikan, mungkin dengan sendirinya.
Meski dikhawatirkan menjadi pasar tumpah, namun penulis rasa pedagang kecil tidak perlu diganggu atas nama penegakan perda. Mereka hanya mencari sedikit rezeki dari program Pemerintah Kota Depok dengan nama Car Free Day itu, biarlah kalau harus menjadi pasar tumpah.
Dari berbagai postingan di media sosial, masyarakat mengaku bahagia dengan adanya Car Free Day Kota Depok. Maklum, hiburan dan destinasi wisata di Depok masih sangat sedikit. Depok lebih sering dihantui isu negatif, babi ngepet contohnya.
Secara jujur, penulis katakan Car Free Day mungkin salah satu program berhasil Wali Kota Depok Supian Suri. Supian Suri atau SS berani mengambil terobosan dengan program Car Free Day atau CFD, mirip mirip dengan One Day No Car, Program Wali Kota Nurmahmudi Ismail yang dihapus oleh Mohammad Idris.
Car Free Day menjadi penembus batas antara warga dengan pemerintah. CFD Depok terbukti membuat Balaikota Depok tampak berserakan dengan sampah bekas makanan. Kantor SS kotor, tapi CFD tetap dilanjutkan. Itu maksud penulis CFD menjadi penembus batas.
Namun, ada sedikit catatan tentang bagusnya CFD Kota Depok. Akses parkir sangat sulit. Bagi yang terjebak parkir di Balaikota Depok dan terpaksa harus pulang lebih cepat dari jam 9, itu menyusahkan. Perlu ada simpul-simpul parkir tambahan sepertinya. Mungkin akan dibahas selanjutnya.
Car Free Day atau CFD benar menunjukkan Supian Suri merupakan Wali Kota masyarakat Depok, karena beberapa kali SS tampak hadir menyapa masyarakat. Mungkin Wali Kota Supian Suri hanya tidak menganggap penulis sebagai warganya, makanya tidak mau bersapa kembali bersapa. Penulis hanya menulis jenaka, dengan kejujuran pastinya.