Jabodetabek

Idul Adha, Jalan Kebangkitan dan Kepemimpinan itu Adalah Bekerja dan Berkorban

×

Idul Adha, Jalan Kebangkitan dan Kepemimpinan itu Adalah Bekerja dan Berkorban

Sebarkan artikel ini

Penulis : Dr.H.Bambang Sutopo,SEI,MM

Pagi ini memori sejarah kita membuka dirinya kembali, membawa kita pada kenangan ribuan tahun lalu. Pagi ini kita kenang lagi manusia-manusia agung yang telah menciptakan arus terbesar dalam sejarah manusia, membentuk arah kehidupan kita, dan membuat kita semua berkumpul ditempat ini untuk sholat dan berdoa bagi mereka. Pagi ini kita agungkan lagi nama-nama besar itu: Nabi Ibrahim dan istrinya Hajar, Nabi Ismail dan Nabi Muhammad saw.

Bayangkanlah bahwa lebih dari 4000 tahun lalu tiga manusia agung itu – Ibrahim, Hajar dan Ismail – berjalan kaki sejauh lebih dari 2000 km – atau sejauh Makassar Jakarta – dari negeri Syam – yang sekarang menjadi Syria, Palestina, Jordania dan Lebanon – menuju jazirah  tandus – yang oleh Al Qur’an disebut sebagai lembah yang tak ditumbuhi tanaman apapun –(biwadin  ghoiri dzi zar’in).

Bayangkanlah bagaimana mereka memulai sebuah kehidupan baru tanpa siapa-siapa dan tanpa apa-apa.Bayangkanlah bagaimana mereka membangun ka’bah dan memulai peradaban baru. Bayangkanlah bagaimana 42 generasi dari anak cucu Ibrahim secara turun temurun hingga Nabi Muhammad SAW membawa agama Tauhid ini dan mengubah jazirah itu menjadi pusat dan pemimpin peradaban dunia.

Bayangkanlah bagaimana Ka’bah pada mulanya hanya ditawafi 3 manusia agung itu, kini setiap tahunnya ditawafi sekitar 5 juta manusia dari seluruh pelosok dunia yang melaksanakan ibadah haji – dan dalam beberapa tahun ke depan akan ditawafi sekitar 12 juta manusia setiap tahunnya, persis seperti doa Nabi Ibrahim:

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ ..

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah membawa sebagian dari keturunanku untuk tinggal di sebuah lembah yang tak tertumbuhi tanaman apapun, di sisi rumahMu yang suci..Ya Tuhan kami, itu agar mereka mendirikan sholat.. maka penuhilah hati sebagian manusia dengan cinta pada mereka..” ( Surat Ibrahim: 37).

Bayangkanlah bagaimana jazirah yang tandus tak berpohon itu dihuni oleh hanya mereka bertiga dan kini berubah menjadi salah satu kawasan paling kaya dan paling makmur di muka bumi ini, persis seperti doa Ibrahim:

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا آَمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ

“Dan ingatlah tatkala Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku jadikanlah negeri ini negeri yang aman, dan berilah rezeki kepada penduduknya berupa buah-buahan yang banyak..”(Surat Al Baqarah: 126)

Bayangkanlah bagaimana Nabi Ibrahim bermunajat agar lembah itu diberkahi dengan menurunkan seorang nabi yang melanjutkan pesan samawinya, dan kelak Nabi Muhammad saw menutup mata rantai kenabian di lembah itu, lalu kini – 1500 tahun kemudian – agama itu diikuti sekitar 1,6 sampai 1,9 milyar manusia muslim, persis seperti doa Ibrahim:

رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آَيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

“Ya Tuhan Kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.” (Surat Al Baqarah 129)

Bayangkanlah bagaimana – dari sebuah kampung kecil di Irak bernama Azar – Nabi Ibrahim datang seorang diri membawa agama samawi ini, melalui dua garis keturunan keluarga; satu garis dari istrinya Sarah yang menurunkan Ishak, Ya’kub hingga Isa, dan satu garis dari istrinya Hajar yang menurunkan Ismail hingga Muhammad, dan kini setelah lebih dari 4 millenium agama samawi itu – Islam, Kristen dan Yahudi – dipeluk oleh lebih dari 4 milyar manusia.

وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

“Dan Ibrahim telah Mewasiatkan Ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam” (Surat Al Baqarah: 132).

ALLAHU AKBAR 3X WALILLAHILHAMDU

Pagi ini kita kenang lagi perjuangan 4 milenium lalu itu. Dan akan terus kita kenang hingga riwayat kehidupan berakhir saat kiamat datang kelak. Begitulah agar kesadaran sajarah kita tetap terjaga, bahwa;

Pertama, pertumbuhan adalah ciri agama.

Berbagai kerajaan, dinasti, rezim dan imperium datang silih berganti dalam sejarah manusia. Ia lahir, tumbuh besar, berjaya, lalu menua, melemah dan akhirnya mati. Tapi agama yang dibawa Ibrahim datang dan terus bertumbuh tanpa henti hingga kini. Tak ada kekuasaan – sezalim dan setiran apapun ia – yang sanggup menghentikan laju pertumbuhannya. Agama ini membangun kerajaan dalam hati dan pikiran manusia, bukan bangunan megah di atas tanah yang akan segera punah oleh waktu. Agama terus bertumbuh karena memberi arah bagi kehidupan manusia, mengakhiri pencarian akalnya akan kebenaran, kebaikan dan keindahan, serta memenuhi dahaga jiwanya akan cinta, ketenangan dan kebahagiaan.  Lihatlah bagaimana doa-doa Nabi Ibrahim menjadi kenyataan satu per satu dan terus menerus sepanjang waktu. Nabi Ibrahim mengajarkan kita sunnatullah yang menjadi hukum sejarah sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an:

فَأَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاءً وَأَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِي الْأَرْضِ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ

“Adapun buih itu pasti akan pergi sia-sia. Sedang yang bermanfaat bagi manusia akan bertahan di muka bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan”.(Surat Ar Ra’du: 17)

BACA JUGA  Lapor Pak HBS, Aplikasi Terbaru Bagi Masyarakat Depok yang Perduli Pembangunan

Kedua, agama adalah narasi terbesar dalam sejarah manusia.

Arus sejarah yang digerakkan oleh narasi Barat lahir dari ruh Kristiani. Sementara arus sejarah yang digerakkan narasi Timur lahir dari Islam. Jadi di Barat maupun di Timur agamalah yang membentuk semua peradaban besar yang pernah menghiasi lembar-lembar sejarah manusia. Dan selamanya akan terus begitu. Semua pemberontakan manusia untuk keluar dari jalan agama – seperti yang kita saksikan di abad yang lalu melalui gelombang sekularisme dan ateisme, baik atas nama ilmu pengetahuan atau atas nama yang lain – hanya akan berujung dengan kesia-siaan dan kesengsaraan. Lihatlah misalnya bagaimana perang dunia pertama dan kedua mengorbankan sekitar 94 juta nyawa manusia. Pemberontakan itu lahir dari keangkuhan manusia yang terlalu rapuh, disusun oleh akal yang terlalu sederhana untuk melawan kebenaran abadi yang dibawah oleh agama.

اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ..

“Allah adalah cahaya langit dan bumi…”(An Nuur: 35 )

Ketiga, Islam adalah agama masa depan manusia.

Rasio pemeluk Islam adalah sekitar 1 orang Muslim untuk setiap 1000 penduduk bumi di zaman Nabi Muhammad saw. Kini angka itu berkembang menjadi 1 orang Muslim  untuk setiap 5 orang penduduk bumi, termasuk sekitar 100 juta muslim yang menghuni benua Eropa dan sekitar 100 juta muslim yang menghuni China daratan.

Semua perang yang ditujukan untuk merusak citra agama ini – seperti label fundamentalisme dan terorisme – demi mencegah manusia memeluknya tidak akan sanggup mencegah pertumbuhan dan penyebarannya, bahkan di jantung sekularisme seperti Eropa dan Amerika.

Sementara itu semua sistem dan ideologi lain mulai bangkrut satu per satu seperti komunisme. Dan kini kapitalisme pun sedang menyusul secara perlahan dan pasti. Semua sistem dan ideologi itu tidak akan mampu memenuhi tuntutan dan dahaga manusia akan kebenaran, keadilan dan kebahagiaan. Dunia membutuhkan pencerahan baru, dan hanya Islamlah yang bisa membawa cahaya. Dunia membutuhkan sumber solusi, dan hanya Islamlah yang bisa menawarkan jalan keluar.

ليبلغن هذا الأمر ما بلغ الليل و النهار ..

“Urusan (agama) ini pasti akan menjangkau seluruh manusia, sepanjang siang dan malam menjangkau (seluruh pelosok bumi)”. (قال الألباني : رواه جماعة ذكرتهم في تحذير الساجد ص 121 ، ورواه ابن حبان في صحيحه 1631 و 1632 ، وأبو عروبة في المنتقى من الطبقات وله شاهد من حديث أبي ثعلبة الخشني مرفوعا نحوه أخرجه الحاكم 155 / 3 وصححه ورده الذهبي)

Keempat, bekerja dan berkorban adalah tradisi kebangkitan dan kepemimpinan.

Bekerja itu seperti menanam pohon. Berkorban itu adalah pupuk yang mempercepat pertumbuhannya. Kita mengenang Nabi Ibrahim hari ini karena ia hanya bekerja menabur kebajikan di ladang hati manusia. Tanpa henti. Kita mengenang Nabi Ibrahim hari ini karena pengorbanannya yang tidak terbatas.

Makna hidup kita – baik sebagai individu maupun sebagai umat dan bangsa – terletak pada kerja keras dan pengorbanan tanpa henti dalam menebar kebajikan bagi kemanusiaan. Bekerja adalah simbol keberdayaan dan kekuatan. Berkorban adalah simbol cinta dan kejujuran. Itulah nilai yang menjelaskan mengapa bangsa-bangsa bisa bangkit dan para pemimpin bisa memimpin. Hanya mereka yang mau bekerja dalam diam yang panjang, dan terus menerus berkorban dengan cinta, yang akan bangkit dan memimpin. Itulah jalan kebangkitan. Itulah jalan kepemimpinan. Itu nilai yang menjelaskan mengapa Islam – di masa lalu – bangkit dan memimpin peradaban manusia selama lebih dari 1000 tahun. Dan itu jugalah jalan kebangkitan kita kembali: bekerja keras dan berkorban tanpa henti. Dengarlah firman Allah swt:

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

“Dan katakanlah (hai Muhammad), bekerjalah kalian, nanti Allah yang akan menyaksikan amal kalian, beserta RasulNya dan orang-orang yang beriman”. (Surat At Taubah:105)

ALLAHU AKBAR 3X WALILLAHILHAMDU

Hari ini – sebagaimana kita mengenang manusia-manusia agung itu; Nabi Ibrahim dan istrinya Hajar, Nabi Ismail dan Nabi Muhammad saw – kita juga mendengar rintihan hati umat manusia di negeri kita sendiri dan di berbagai pelosok dunia, rintihan anak-anak dan keluarga di Palestina, yang membutuhkan solidaritas dan bantuan kita untuk membebaskan mereka dari kezaliman dan penjajahan/genosida dari Zionis Israel, menurut Kementerian gaza yang telah menewaskan lebih dari 61.700 orang dan ribuan orang yang hilang dibawah reruntuhan.

Marilah kita sejenak melihat potret Negeri kita bangsa Indonesia.  Pada tahun ini kita masih  menyaksikan rentetan musibah-demi musibah yang  terjadi dan  mendatangi beberapa kota dan daerah di  Indonesia.Tidak ada yang lebih patut bagi para hamba Allah yang beriman kecuali semakin menundukkan kepala, merendahkan hati dan mengakui segala dosa, seraya memohon taubat dan ampunan kepada Allah. Tidak ada yang lebih layak bagi hamba Allah dalam menghadapi musibah ini, melainkan harus segera sadar dan menyambut panggilan Allah, melaksanakan perintah-Nya, meninggalkan larangan-Nya dan beriman kepada Syariat-Nya.

Sedangkan kondisi sosial politik bangsa kita masih dalam suasana yang memperihatinkan. Kita meraih rangking teratas dari berbagai macam keburukan dan kejahatan. Dalam korupsi kita meraih rangking 6 seluruh dunia dan 3 se Asia. Dalam pornografi kita termasuk negara yang paling parah. Dalam hutang kita merupakan negara yang paling banyak hutangnya. Dalam polusi, kita adalah negara yang paling polusi dan kotor. Tingkat kemiskinan dan pengangguran kita telah mencapai 60 juta penduduk lebih. Gelombang PHK yang terus meningkat, Padahal negara kita adalah negara terkaya di dunia dan penduduknya termasuk terbanyak di dunia, dan mayoritasnya muslim. Kenapa ini semua terjadi dan menimpa negara kita.

BACA JUGA  Graha Gemilang jadi saksi Tujuh Ratus Instruktur Olahraga Deklarasi Dukung IBH-Ririn

Kenapa musibah alam dan krisis multidimensional silih berganti berbaur dan terus menerus menimpa kita ?

Tidaklah ada suatu krisis, musibah, kerusakan dan bencana, semuanya berpulang pada ulah tangan-tangan manusia. Allah Swt berfirman:

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (QS As-Syuraa 30).

Semakin besar kerusakan yang terjadi, akibat  semakin besar kesalahan dan maksiat yang dilakukan manusia. Kita menyaksikan fenomena yang buruk dimana yang terjadi bukan lagi amar ma’ruf nahi mungkar, tetapi amar (perintah) pada yang mungkar dan nahi (menolak) pada yang ma’ruf. Kemungkaran telah dilakukan oleh manusia secara terang-terangan.

Allahu akbar 3 X walillahil hamd

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Jika kita cermati lebih mendalam lagi, maka disana ada masalah yang merupakan akar masalah dari semua itu, yaitu masalah keyakinan atau agama atau aqidah. Keyakinan dan orientasi mayoritas bangsa Indonesia sudah berubah, yaitu pola hidup materialisme, Hedonisme yang menggusur dan mengalahkan komitmen mereka terhadap agama dan aqidah Islam. Tujuan materi dan kebendaan telah mengalahkan tujuan mencari ridho Allah dan kebahagiaan hidup di akhirat.  Maka yang terjadi adalah menghalalkan segala cara untuk tujuan materi tersebut.

Semua itu  adalah peringatan Allah dan adakah kita mau mengambil peringatan itu ! Allah SWT berfirman: “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (untuk mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (QS.  Al Isra : 16)

Inilah  potret buruk negeri kita, negara Indonesia, negeri yang berpenduduk umat Islam terbesar di dunia. Para pemimpin telah menjadi penyumbang terbesar dari kondisi ini.  Para pemimpin adalah cermin rakyatnya, jika pemimpin rusak, zhalim dan korup, maka hal itu tidak jauh berbeda dengan kondisi  sebagian besar rakyatnya. Kita menyaksikan banyak kepala daerah dan Para pejabat yang menjadi tersangka kasus korupsi. Dan banyak lagi Kasus- kasus Korupsi lainnya yang tidak tersentuh hukum di negeri ini. Rakyatlah yang memilih pemimpin-pemimpin itu. Imam Hasan Al-Bashri mengatakan: “ Bagaimana kondisi Negeri kalian, maka kalian akan dipimpin oleh orang yang serupa dengan kalian”.

Pada Pemilu, Pipres dan Pilkada yang lalu kita telah memilih Para Pemimpin/Presiden/Gubernur/Bupati/Walikota atau wakil-wakil Rakyat kita yang duduk diDPR/DPD/DPRD Provinsi/Kab/Kota. Oleh karenanya kita berharap hadirnya Kepemimpinan baru adalah “ kepemimpinan yang Jujur dan amanah “ atas janji-janjinya kepada Rakyat dan Bangsa Indoesia yang telah memilihnya, mereka telah berjanji utk dapat melakukan perubahan, perbaikan dan akan mensejahterakan masyarakatnya, serta mampu menyelesaikan musibah dan krisis yg terjadi di Negeri yang kita cintai ini.

Dan itu semua tanpa terkecuali juga bisa dimulai dari diri kita, Keluarga kita masing-masing dan seluruh rakyat dan Bangsa Indonesia. Semuanya harus berkontribusi dan berkomitmen untuk bertaubat, berubah dan memperbaiki diri. Merubah akhlak korup menjadi amanah dan jujur, merubah sifat munafik menjadi lurus, terbuka dan  patuh, merubah kebiasaan berbuat maksiat menjadi senantiasa berbuat baik dan taat, merubah prilaku zhalim, takabbur dan sombong menjadi adil dan tawadhu. Allah Swt. berfirman:

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (QS Ar-Ra’du 11).

Kita harus sadar bahwa setiap terjadi kerusakan dan musibah yang menjadi korban bukan hanya orang-orang yang berbuat kerusakan dan kejahatan, tetapi merata bagi yang lainnya Allah Swt berfirman: ”Dan peliharalah dirimu daripada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya” (QS Al-Anfaal 25).

Kita harus berupaya menghindarkan fitnah atau kerusakan yang dilakukan orang-orang kafir dan fasik. Menolak kemungkaran dan mengingkarinya,  Kemudian melakukan ishlah atau perbaikan yang terus-menerus sampai kebenaran dan orang-orang yang benar eksis dan tegak atas kebatilan dan orang-orang yang batil. Allah Swt. berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, ruku`lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya.”(QS Al-Hajj 77-78)

Dan  terakhir, “ marilah kita menjadikan keimanan dan ketaqwaan sebagai perhiasan hidup kita.” Ketaqwaan bukan hanya diucapkan di mulut, tetapi direalisasikan dalam prilaku dan perbuatan. Ketaqwaan adalah sebuah hakekat, bukan klaim atau akuan, bukan pula pameran dan kepura-puraan. Kita menyerahkan segala urusan kepada Allah, beristighfar,  bertaubat dan terus-menerus melakukan kebaikan, dakwah serta amar ma’ruf dan nahi mungkar agar kita mendapatkan keberkahan hidup, kesuksesan di dunia dan akhirat.

“ Marilah kita bangkit membebaskan diri kita dari keserakahan dan kebakhilan, kesedihan dan ketakutan, kelemahan dan ketidak berdayaan, egoisme dan perpecahan.”

“Marilah kita bangkit dengan semangat kerja keras dan pengorbanan tanpa henti, melupakan masalah-masalah kecil dan memikirkan serta merebut peluang-peluang besar bagi kejayaan umat dan bangsa kita.”

BACA JUGA  Peduli Majelis Taklim, Bambang Sutopo Bagi-bagi Kacamata Gratis

“Marilah kita bangkit dengan kepercayaan penuh bahwa Islam adalah masa depan umat manusia dan bahwa masa depan adalah Islam.”

“Marilah kita bangkit dengan semangat dan keyakinan penuh bahwa kita bisa memimpin umat manusia kembali  jika kita mau bekerja keras dan berkorban demi cita-cita besar kita.”

Hadirin, akhirnya marilah kita berdo’a, menundukkan kepala, memohon kepada Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim untuk kebaikan kita dan umat Islam dimana saja berada:

إن أحسن المواعظ الشافية كلام من لا تخفى عليه خافية قال الله تعالى : إن الله وملآئكته يصلون على النبى يآأيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما : اللهم صل وسلم  على هذا النبى الكريم والرسول العظيم سيد الغر المحجلين نبينا وشفيعنا وقرة أعيننا محمد وعلى آله وصحبه وأنصاره وجنوده ومن أحيى سنته وسلك سبيله ونهج منهجه وجاهد فى الله حق جهاده

اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحيآء منهم والأموت إنك سميع قريب مجيب الدعوات يا قاضى الحاجات ويا كافى المهمات

رَبَّنَا ظَلَمنَا أَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْن  .اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَ
مَا تحُولُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا وَمَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
اللهم إِنَّا عَبِيْدُكَ وَأَبْنآءُ عَبِيْدِكَ وَأْبَنآءُ إِمَآئِكَ   ناَصِيَتُنَا بِيَدِكَ مَاضٍ فِيْنَا حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيْنَا قَضآؤُكَ – نَسْأَلَك بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لك سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلَقِكَ أو أَنْزَلَتْهُ فِى كِتَابِكَ أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِى عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ الْعَظِيْمَ رَبِيْعَ قُلُوْبِنَا َوَنُوْرَ صُدُوْرِنَا وَجَلاءَ أَحْزَاِنَنا وَذَهَابَ هُمُوْمِنَا

اللَّهُمَّ يَا مُيَسِّرَ كُلِّ عَسِيْرٍ وَيَا جَابِرَ كُلِّ كَسِيْرٍ وَيَا صَاحِبَ كُلِّ فَرِيْدٍ ويا مُقَوِّىَ كُلِّ ضَعِيْفٍ ويَا مَأْمَنَ كُلِّ خَائِفٍ اللهم يَا مَنْ لاَ يَحْتَاجُ الى الْبَيَاِن وَالَّتفْسِيْرِ حاَجاَتنُاَ اِلَيْكَ كَثِيْرٌ وَأَنْتَ عَالِمٌ بِهَا وَبَصِيْرٌ فَتَيْسِيْرُ الْعَسِيْر عَلَيْكَ يَسِيْرٌ اُحْرُسْنَا بِعَيْنِكَ الَّتِى لاَ تنَامُ وَاكْنُفْنَا بِكَنَفِكَ الَّذِى لاَ يُرَامُ وَلاَ تُهْلِكْنَا وَأَنْتَ رَجَاؤُنَا  يا أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ

اللَهم اْنصُرْ عِبَادَكَ الْمَظْلُوْمِيْنَ في فلسطين  وفي العراق وفِى كُلِّ بُقْعَةِ أَرْضِكَ فِيْهَا نَفْسٌ مُؤْمِنَةٌ  اللهم وَأَنْزِلِ السَّكِيْنَةَ  عليهم  وَاكْتُبِ الشَّهَادَةَ عَلَى مَوْتَاهُمْ وَاغْفِرلَنَا وَلَهُمْ وَثَبِّتْ قُلُوْبُنَا وَإِيَّاهُمْ على دِيْنِكَ

اللهم إنك ترى مقامنا وتعلم أسرارنا وإنك تعلم أننا لا نخرج ريآءا ولا سمعة ولا بطرا ولكن خرجنا توحيدا لصفوفنا وتأليفا لقلوبنا و ابتغآءا لما فيه رضاك وفيه صلاحنا فاجعل هذه القلوب تجتمع على محبتك وتلتقى على طاعتك وتتوحد على دعوتك وتتعاهد على نصرة شريعتك ووثق اللهم رابطتها وأدم ودها واهدها سبلها واملأها بنورك الذى لا يخبو واشرح صدورها بفيض الإيمان بك وجميل التوكل عليك وأحيها بمعرفتك وأمتها على الشهادة فى سبيلك إنك نعم المولى ونعم النصير

اللَّهُمَّ ألِّفْ بَيْنَ قُلُوبِ العَرَبِ والمسلمين، اللَّهُمَّ اجْمَعْ كَلِمَتَهُم علَى الإسلامِ والإيمانِ، اللَّهُمَّ اجْمَعْ كَلِمَتَهُمْ على القرآنِ والسُنَّةِ، اللَّهُمَّ لاَ تَكِلْنَا إلى أَنْفُسِنَا ولا إلى أحدٍ مِنْ خَلْقِكَ فَنَهْلِك ونَضِيْع “.

اللَّهُمَّ ارْزُقْنَا الصَّبْرَ عَلى الحَقِّ وَالثَّبَاتَ على الأَمْرِ والعَاقِبَةَ الحَسَنَةَ والعَافِيَةَ مِنْ كُلِّ بَلِيَّةٍ والسَّلاَمَةَ مِنْ كلِّ إِثْمٍ والغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ والفَوْزَ بِالجَنَّةِ والنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اللَّهُمَّ أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ رَبَّنا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ*اللَّهُمَّ هَذَا الدُّعَاءُ وَعَلَيْكَ الإجَابَةُ وَهَذَا الْجُهْدُ وَعَلَيْكَ التُّكْلاَنُ

وصل اللهم على خير خلقك سيدنا و نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين والحمد لله رب العالمين

*

Ya Allah, perbaikilah untukku agamaku yang merupakan pegangan dalam segala urusanku, dan perbaikilah duniaku yang merupakan tempat kehidupanku, dan perbaikilah akhiratku yang merupakan tempat kembaliku. Dan jadikanlah hidup ini sebagai tambahan bagiku untuk berbuat segala kebaikan, jadikanlah mati sebagai peristirahatan akhirbagiku

dari segala kejahatan.

Ya allah, jadikanlah aku hambaMu yang banyak  mensyukuri nikmatMU, sangat patuh terhadap perintahMU, selalu merendahkan diri kepadaMU, dan senantiasa mengadu dan berserah diri padaMU.

Ya Allah, terimalah taubatku, bersihkanlah dosaku, kabulkanlah do’aku, luruskanlah perkataanku, dan lenyapkanlah kedengkian dari hatiku.

Ya Allah, aku mohon kepadaMU sebaik-baik permintaan, sebaik-baik do’a, sebaik-baik keberuntungan, dan sebaik-baik pahala, berilah aku ketetapan hati, beratkanlah timbangan kebaikanku, kuatkanlah keimananku, tinggikanlah derajatku, terimalah shalatku, Qurbanku, dan semua ibadahku, ampunilah segala kesalahanku. Aku mohon kepadaMU derajat yang tinggi di dalam Surga.

Ya Allah, aku mohon kepadaMU segala pembuka kebaikan, penutupnya, semua yang mendatangkannya, awalnya dan akhirnya, lahirnya dan bathinnya.

Ya Allah, aku mohon kepadaMU kemenangan di hari penentuan (kiamat), kehidupan orang-orang yang bahagia, kedudukan para syuhada, dan hidup bersama para Nabi serta kemenangan terhadap musuh-musuh.

Ya Allah, aku mohon kepadaMU kebenaran dalam Iman, keimanan dalam budi pekerti, kesuksesan yang disertai kebahagiaan, limpahan rahmat dan keselamatan serta ampunan dan keriadhaan dariMU.

Ya Allah berilah kebahagiaan kami di dunia dan akhirat, dan jauhkan dari neraka.

Ya Allah, aku mohon kepadaMU sebaik-baik permintaan, sebaik-baik do’a, sebaik-baik keberuntungan, sebaik-baik pahala…….Amin 3x Ya Robbal Alamin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *