Halaman.co.id |Depok – Wacana Wali Kota Depok merubah fungsi eks SDN Pondok Cina 1 menjadi rumah didik anak berkebutuhan khusus atau rumah didik anak istimewa mendapat tanggapan dari Ketua DPRD Kota Depok, Ade Supriyatna.
Enggan gegabah, Ades sapaan akrab Ade Supriyatna mengatakan akan meminta penjelasan dan keterangan lebih dahulu secara lengkap dari Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok secara langsung.
“Tentu kami lebih dulu ingin meminta keterangan Dinas Pendidikan,” terang Ade Supriyatna dikutip Radar Depok, Selasa (20/5).
Lebih lanjut, terang Ade Supriyatna, soal sekolah istimewa, Kota Depok sudah memiliki Perda Disabilitas Nomor 1 Tahun 2023. Terkait dengan pendidikan disabilitas, itu pendekatannya pendidikan inklusif.
“Pendidikan inklusif adalah pendidikan yang tidak membeda-bedakan keterbatasan peserta didik dengan yang lain. Berarti harus dicampur,” beber Ade Supriyatna.
Politikus PKS ini menerangkan, saat ini di Kota Depok sudah punya juga di SDN dan SMPN yang inklusif. Sudah menyediakan guru bantu juga.
“Itu pendekatannya seperti itu. Kalau misalnya mau dibikin khusus lagi, berarti bukan inklusif lagi namanya. Jadi memang khusus,” jelas wakil rakyat dari Dapil Cimanggis ini.
Sebab itu, ucap Ade Supriyatna, Komisi D perlu duduk bersama dengan Dinas Pendidikan guna membahas soal ini.
“Sebenarnya tiap pemerintahan punya kebijakan sendiri. Wajar-wajar saja sih. Saya perlu mendengar dulu penjelas Dinas Pendidikan,” tandas Ade Supriyatna.
Sementara, Aleg PKS Ade Firmansyah beberapa hari lalu mengatakan bahwa Pemerintah Kota Depok telah menyediakan Sekolah Dasar Negeri (SDN) khusus inklusi untuk memfasilitasi anak berkebutuhan khusus mendapatkan pendidikan yang setara dengan peserta didik lainnya.
Berikut adalah daftar sekolah inklusi tersebut :
– SDN Tugu 4
– SDN Cilangkap 2
– SDN Cisalak 1
– SDN Kalibaru 3
– SDN Cipayung 4
– SDN Limo 1
– SDN Pangkalanjati 2
– SDN Sawangan 1
– SDN Bojongsari 1
– SDN Beji 2
Dijelaskan Ade Firmansyah, sekolah-sekolah tersebut telah dilengkapi dengan fasilitas penunjang dan tenaga pengajar yang sesuai dengan kualifikasi untuk menangani siswa inklusi.
“Langkah ini merupakan bagian dari upaya Pemkot Depok untuk memenuhi kebutuhan sekolah inklusi dan memberikan pendidikan yang inklusif bagi semua siswa,” kata Adef sapaan akrab Ade Firmansyah.
Selain itu kata Adef, Dinas Pendidikan juga telah menetapkan beberapa SMP Negeri sebagai sekolah rujukan inklusi untuk memenuhi kebutuhan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) di Kota Depok.
Berikut adalah sekolah-sekolah yang telah ditunjuk sebagai sekolah rujukan inklusi [1]:
– Tahap Pertama
– SMPN 8 Depok
– SMPN 18 Depok
– SMPN 19 Depok
– Tahap Kedua
– SMPN 12 Depok
– SMPN 17 Depok
– SMPN 22 Depok
– Tahap Ketiga
– SMPN 5 Depok
– SMPN 6 Depok
– SMPN 9 Depok
– SMPN 10 Depok
– SMPN 13 Depok
Dijelaskan Adef lebih jauh, dalam pemilihan sekolah rujukan inklusi, Dinas Pendidikan Kota Depok mempertimbangkan beberapa faktor diantaranya Ketersediaan guru pendamping khusus serta ketersediaan fasilitas.
“Sekolah yang ditunjuk sebagai sekolah rujukan inklusi harus memiliki guru yang telah memperoleh sertifikat sebagai guru pendamping khusus dari Kementerian Pendidikan dan harus memiliki fasilitas yang memadai untuk mendukung kebutuhan siswa ABK,” pungkas Adef.