Halaman.co.id |Depok – Wakil Ketua MPR-RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mustafa Kamal memberi penjelasan tentang seberapa efektif Urgensi Pilkada sebagai sarana menjaring kepemimpinan daerah yang berkualitas.
Hal itu ia utarakan saat hadir di Depok dengan menjadi narasumber pada Diskusi Publik Akademik di Hotel Bumi Wiyata, Kecamatan Beji pada Rabu (4/10/2023).
“Tentunya itu bukanlah hal mudah dan memiliki berbagai tantangan tersendiri. Karena, diperlukan reformasi politik terkait pemunculan calon-calon kepala daerah yang berkualitas,” kata Mustafa Kamal.
Ia juga menerangkan, penguatan pendidikan politik yang terencana secara sistematik dan massif diperlukan sebagai sarana bagi pemilih untuk menghadirkan kepala daerah yang berintegritas dan berkualitas.
“Selain elektabilitas, kami dari PKS selalu melakukan survei dan uji kelayakan setiap calon kepala daerah yang nantinya akan diusung,” ujarnya.
Politisi senior PKS asal Kota Depok yang juga menjadi moderator acara, Bambang Sutopo juga menjelaskan tentang seberapa efektif Urgensi Pilkada sebagai sarana menjaring Kepemimpinan Daerah Yang Berkualitas.
Menurut HBS sapaan akrabnya, peran serta masyarakat dan partai politik sangat diperlukan dalam memunculkan dan melakukan rekruitmen calon-calon kepala daerah yang terbaik.
“Dengan pendidikan politik yang luas dan disampaikan ke masyarakat, maka perspektif warga terhadap politik akan ikut berubah. Paradigma negatif tentang politik juga bisa diminimalisir,” ujarnya.
HBS juga mengucapkan terimakasih kepada Mustafa Kamal selaku Wakil Ketua FPKS MPR RI yang telah membuka acara dan para Narasumber Diskusi Publik MPR RI.
“Melalui beliau, ilmu politik bisa bertambah. Semoga diskusi ini menambah pemahaman kita tentang politik dan semoga PKS bisa selalu memunculkan kepala daerah-kepala daerah yang berkualitas,” pungkasnya.
Selain dihadiri Mustafa Kamal, Diskusi Politik terbuka itu juga menghadirkan beberapa Anggota MPR-RI dari Fraksi yang sama. Mereka adalah Sigit Sosiantomo, Suryadi Jaya Purnama dan Syahrul Aidi Maazat.
Beberapa pakar atau ahli politik seperti Agoes Poernomo, Pardan Prasetyo, Radhiatmoko dan Rachmat Hidayat juga membuat diskusi politik tersebut tampak lebih hangat.